Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi akan mencapai 5,1 persen pada tahun 2025. Proyeksi ini diungkapkan oleh Ketua Badan Anggaran DPR RI, Said Abdullah, yang juga menyoroti enam tantangan besar yang harus dihadapi pemerintah agar target ini dapat tercapai secara berkelanjutan dan inklusif.
Proyeksi Pertumbuhan EkonomiEkonomi Indonesia Diprediksi 2025
Menurut Said Abdullah, target pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi ini cukup realistis mengingat stabilitas ekonomi global mulai pulih dan investasi domestik menunjukkan tren positif. Pemerintah diharapkan mampu menjaga iklim usaha, mendorong konsumsi rumah tangga, serta memperkuat ekspor.
Faktor Pendukung Optimisme
- Stabilitas politik pasca Pemilu 2024
- Peningkatan belanja infrastruktur dan digitalisasi
- Reformasi struktural dalam sektor energi dan industri
Namun, meskipun prediksinya optimistis, ada sejumlah tantangan yang menjadi perhatian serius.
Enam Tantangan Menuju Pertumbuhan Ekonomi 5,1 Persen
1. Ketimpangan Wilayah
Pembangunan masih terpusat di Pulau Jawa, sementara kawasan timur Indonesia memerlukan dorongan yang lebih agresif dalam infrastruktur dan investasi.
2. Ketahanan Pangan dan Energi
Krisis iklim, gagal panen, dan ketergantungan impor pangan serta energi dapat mengganggu stabilitas ekonomi nasional.
3. Produktivitas Tenaga Kerja
Indonesia masih menghadapi masalah rendahnya produktivitas tenaga kerja, terutama di sektor informal dan UMKM.
4. Tingginya Angka Pengangguran Terselubung
Banyak tenaga kerja yang bekerja di sektor dengan produktivitas rendah, yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi makro.
5. Ketidakpastian Ekonomi Global
Konflik geopolitik, inflasi global, dan perubahan kebijakan moneter negara maju bisa menekan ekonomi negara berkembang seperti Indonesia.
6. Kelemahan dalam Penyerapan Anggaran
Said juga menyoroti lemahnya penyerapan APBN di banyak daerah, yang menghambat akselerasi pembangunan.
Strategi Pemerintah dan Harapan
Untuk menjawab tantangan tersebut, pemerintah perlu menyusun kebijakan fiskal dan moneter yang tepat sasaran, mempercepat pembangunan infrastruktur berbasis wilayah, serta memperkuat sektor pertanian dan manufaktur.
“Kunci keberhasilan ada pada reformasi struktural yang konsisten dan keberpihakan terhadap sektor-sektor produktif,” ujar Said Abdullah.